RSS

ANatomi tUMbuhaN

“Batang Anomali”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum anatomi tumbuhan





Disusun oleh :
Kelompok 10

Vini Nuradiani (095040083)
Rima Siti Maulidya (095040101)
Nita Mustika (095040113)
Leni Lisna G (095040114)
Mia Helmiani (095040116)
Titaricana (095040117)

Kelas : B



PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2009-2010
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
1. Hari : Sabtu, 17 April 2010
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNPAS
Waktu : 12.30-15.00

2. Judul : Organologi Tumbuhan “ Batang ”

3. Tujuan Praktikum : 1. Membedakan struktur batang dikotil dan monokotil
2. Membedakan struktur batang anomali dan batang normal
3. Mengidentifikasi struktur anomali pada batang
4. mengetahui ciri-ciri anomali

4. Landasan teori :
Semua bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan, yaitu terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan, yang dinamakan alat hara ( daun, batang, dan akar ).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Sebagian besar tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi berbagai tumbuhan mempunyai struktur yang aneh. Struktur yang aneh ini ada banyak ragamnya. Struktur aneh pada batang ini disebut anomali. Anomali adalah umum pada tumbuhan Angiospermae.
Istilah anomali di sini salah satunya dipakai untuk menunjukan perilaku kambium pembuluh yang tidak biasa atau tidak sama dengan yang umum terjadi pada Coniferae dan pohon berkayu yang telah dikenal hingga saat ini. Sebab itu, disebut pertumbuhan sekunder yang tidak biasa atau termasuk anomali. Bentuk pertumbuhan sekunder anomali berbeda-beda dan terlihat adanya tahapan dengan bentuk normal. Kadang- kadang kambium berada pada posisi normal, namun perilakunya berbeda dari normal. Bila dalam sayatan melintang batang tampak bahwa kambium menghasilkan lebih banyak xilem daripada floem di beberapa tempat tertentu, sedangkan di tempat lain dibentuk lebih banyak floem daripada xilem, akan diperoleh gambaran seperti pada Passiflora glandulosa. pada tumbuhan tertentu seperti Aristolochia terdapat berkas kambium yang hanya membentuk parenkim seperti jari-jari empulur, jumlah berkas ini bertambah dengan meningkatnya keliling kambium.
Berdasarkan susunan floem dan xylemnya, dalam ikatan pembuluh dapat dibedakan:
a. Ikatan pembuluh kolateral : di sebelah luar xylem yang terbentuk secara “exarch”, terdapat berkas floem yang mendewasa dari luar ke dalam.
b. Ikatan pembuluh bikolateral : selain berkas floem di sebelah luar xylem terdapat pula berkas floem di sebelah dalam.
c. Ikatan pembuluh radial : letak kelompok protoxylem berdampingan dengan protofloem dalam suatu lingkaran. Terdapat pada akar.
d. Ikatan pembuluh konsentris : xylem dikelilingi oleh floem seperti terdapat pada Pteridophyta.
e. Ikatan pembuluh amfivasal : floem di tengah dikelilingi xylem seperti pada beberapa Liliofloraceae yang memiliki riap tebel sekunder.
1) Stuktur Primer
Struktur sekunder (struktur batang setelah riap tebal sekunder). Pada Gymnospermae dan tumbuhan dikotil dibentuk tambahan jaringan pembuluh yang berasal dari kambium pembuluh, dan periderm yang berasal dari felogen kedua jaringan itu juga disebut jaringan sekunder.
Pertumbuhan jaringan baru menimbulkan tekanan-tekanan terhadap sel-sel sekitarnya terutama pada jaringan yang terdapat di luar periderm yang bisa mengalami kerusakan dahulu sebelum tanggal sam sekali. Dengan demikian terjadilah elimenasi jaringan primer. Kerusakan bisa pula terjadi lebih dulu yakni pada waktu jaringan dipengaruhi tekanan-tekanan yang berhubungan dengan pemanjangan batang.
Kambium pembuluh terdiri atas pemula fusiform (fusiform initial) yang membentuk sel-sel floem dan xylem berarah vertikal dan pemula jari-jari empulur (ray initial) yang membentuk sel-sel jari-jari empulur dalam jaringan pembuluh.
Seringkali dibedakan antara kambium fasikuler dan kambium interfasikuler. Pada beberapa tumbuhan basah kambium interfasikuler hanya membentuk parenkim. Pada tumbuhan lain dibentuk jaringan pembuluh sekunder yang bersambungan dengan hasil-hasil kambium fasikuler sehingga terjadilah silinder jaringan pembuluh. Pada monokotil umumnya tidak terdapat kambium pembuluh. Akan tetapi pada beberapa Liliaceae dan beberapa anggota familia lain terdapat jaringan meristematik di luar daerah jaringan pembuluh primer yang menghasilkan jaringan pembuluh berupa ikatan-ikatan pembuluh beserta parenkim diantaranya. Jaringan meristem tersebut juga dianggap sebagai “kambium pembuluh” yang menghasilkan ikatan pembuluh sekunder dan parenkim, jadi lainlah kelakuannya di bandingkan dengan kambium pembuluh pada dikotil.
Felogen akan membentuk periderm dan tidak perlu terbatas pada satu lapisan saja. Bila terjadi beberapa lapisan periderm, maka keseluruhan periderm pada tumbuhan disebut ‘rhytodome’.
Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan dikotil berkayu yakni pohon-pohon umumnya bagian interfasikulersangat sempit sehingga seakan-akan terdapat silinder jaringan pembuluh yang kontinu.
Pada batang berumur satu tahun biasanya dapat dibedakan dari luar ke dalam: epidermis, satu lapisan sel parenkim, kolenkim beberapa lapis, korteks selebihnya yang terdiri atas klorenkim, seludang pati (strach sheath). Pada protofloem terbentuk serat-serat floem yang lebih jelas tampak setelah dewasa dan dapat digunakan sebagai tanda batas bagian luar daripada protofloem. Empulur terdiri atas parenkim. Di sini terbentuk saluran-saluran lendir seperti halnya juga pada parenkim korteks.
Pertumbuhan silinder pembuluh bisa terjadi karena perluasan lateral dari daerah-daerah interfasikuler serta pembesaran sel-sel parenkim xylem yang terdapat dalam deretan-deretan radial. Sel-sel empulur di tepi silinder pusat memiliki diameter lebih kecil daripada sel yang berada di tengah, dinding lebih tebal dan lebih banyak mengandung benda-benda yang bersifat tanin. Lapisan sel semacam itu juga dinamakan seludang medula (medullary sheath).
Xylem primer dapat dibedakan dari xylem sekunder dengan melihat kerapatan (density) sel. Kerapatan xylem sekunder melebihi kerapatam metaxylem. Pada batang yang lebih tua, jaringan pembuluh merupakan silinder yang yang kontinu, dan xylem primer merupakan bagian kecil saja dari silinder xylem. Pada floem terlihat pita-pita (bands) serat yang bergantian dengan pita yang terdiri atas elemen-elemen floem lainnya (pembuluh tapis, parenkim,dsb). Pita-pita tersebut tidak kontinu. Selain itu tampak pula perluasan lateral atau dilatasi kebanyakan jari-jari empulur. Kadang-kadang terdapat drus di dalam sel jari-jari empulur yang telah berdilatasi.

5. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Mikroskop cahaya 1. Sri rejeki
2. Objek & cover glass 2. Mirabilis
3. Pipet tetes 3. Bougenvillea
4. Gelas kimia 4. Bayam
5. Silet 5. Markisa
6. Aquades

6. Cara kerja

1. Sri rejeki
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat sayatan melintang batang sri rejeki setipis mungkin, kemudian meletakan hasil sayatan di atas objek glass, di tetesi dengan air, setelah itu tutup dengan cover glass.
c. Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar, mengidentifikasi hasil pengamatan.


2. Mirabilis
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat sayatan melintang batang mirabilis setipis mungkin, kemudian meletakan hasil sayatan di atas objek glass, di tetesi dengan air, setelah itu tutup dengan cover glass.
c. Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar, mengidentifikasi hasil pengamatan.

3. Bougenvillea
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat sayatan melintang batang bougenvillea setipis mungkin, kemudian meletakan hasil sayatan di atas objek glass, di tetesi dengan air, setelah itu tutup dengan cover glass.
c. Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar, mengidentifikasi hasil pengamatan
4. Bayam
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Langsung mengamati preparat awetan bayam di bawah mikroskop
c. Menggambar dan mengidentifikasi hasil pengamatan
5. Markisa
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membuat sayatan melintang batang markisa setipis mungkin, kemudian meletakan hasil sayatan di atas objek glass, di tetesi dengan air, setelah itu tutup dengan cover glass.
c. Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar, mengidentifikasi hasil pengamatan


7. Hasil pengamatan




8. Pembahasan

Kegiatan 1
Mengidentifikasi bagian-bagian sel pada bahan praktikum kali ini dapat di lampirkan pada hasil pengamatan.
Kegiatan 2
1. Jelaskan apa arti anomali?
Anomali adalah struktur aneh pada batang dan perilaku kambium pembuluh yang tidak biasa pada umumnya.
2. Pada batang bagian manakah yang sering mengalami anomali?
3. Pada beberapa jenis tanaman dikotil susunan berkas pengangkutnya tersebar sampai ke bagian tengah batang, apakah keadaan tersebut dapat dikategorikan sebagai anomali? Jelaskan!

Kagiatan 3
1. Adakah berkas pembuluh angkut pada pada bagian tengah batang amaranthus, mirabilis, bougainvilea, sri rejeki, markisa?
Ada. Berkas pembuluh angkut terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium. Pada dikotil berkas pembuluh terlihat lebih teratur sedangkan pada monokotil terlihat tidak teratur.

2. Adakah struktur anomali pada penampang melintang batang amaranthus, mirabilis, bouganvilea, sri rejeki, markisa?
Ada, terjadi pertumbuhan sekunder yang tidak biasa atau anomali pada batang tanaman. Adanya kambium pada batang monokotil dan kambium tersebar di daerah yang tak lazim.

3. Bila terdapat anomali, apakah penyebabnya?
Penyebab dari anomali adalah aktifitas abnormal dari kambium yang tidak tepat dan perutumbuhan sekundernya tidak teratur atau tidak seperti biasanya.
• Batang dikotil



• Batang monokotil

Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda
Jika aktivitas kambium berkurang dibeberapa tempat tertentu akan terbentuk batang beralur permukaan. Batang seperti ini sering terbagi-bagi. Perilaku kambium pembuluh yang tidak biasa atau tidak sama dengan yang umum menyebabkan anomali pada batang tersebut.
Pertumbuhan sekunder yang mengalami anomali pada tumbuhan dikotil, :
1) Posisi anomal kambium
Pada waktu batang masih muda, kamnium dipisahkan dalam lekukan atau rigi, hingga terbentuk batang yang berbenjol-benjol. Dan terjadi pemisahan batang terdiri dari berkas-berkas yang terletak bersama-sama. Pada prenkim dalam floem dan xilemmenjadi lebih banyak jumlahnya.
2) Kelakuan abnormal pada kambium normal
Kambium normal melepas sel-sel beberapa tempat secara teratur dan pada tempat-tempat tertentu membentuk lebih baynak xilem daripada floem, dan di tempat lain lebih banyak floem dari pada xilem, maka terbentuk xilem yang beralur. Terbentuknya xilem yang terpotong-potong karena disebabkan oleh kelakuan abnormal kambium.
3) Pembentukan dan aktivitas kambium asesoris
Sebagai akibat pembentukan kambium asesoris serta aktivitasnya adalah terbentunya lingkaran konsentris berkas pengangkut jaringan konjuktif.
4) Adanya kambium ekstratelar
Adanya kambium ekstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkutnya dan parenkim interfasikuler yang membentuk sel-sel ke arah dalam.
5) Adanya floem inter xilar
Floem inter xilar merupakan floem di tengah-tengah xilem
Tak adanya trakea pada xilem merupakan sel yang paling penting karena trakea yang ada di dalam xilem ini merupakan fungsi yang sangat penting untuk mengangkut air dan sedikit banyak fungsi sebagai sel penunjang. Adanya berkas pengangkut tersebar pada tumbuhan dikotil dan berkas floem, xilem yang ekslusif (menyendiri).
Hasil dari identifikasi adalah :
 Sri Rejeki
Sri Rejeki merupakan tanaman monokotil yang memiliki epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Namun setelah di teliti ternyata memiliki kambium
 Mirabilis

Mirabilis merupakan tanaman dikotil yang memiliki lapisan-lapisan dari luar kedalam, yaitu:
a. Epidermis
b. korteks
c. endodermis
Mirabilis mengalami anomali, yaitu pertumbuhan sekunder pada batang yang menyebabkan adanya kambium ekstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkut dan parenkim interfasikuler yang membentuk sel-sel ke arah dalam.
 Bougainvillea
Bougenvillea merupakan tanaman dikotil. Pada batang tanaman ini mengalami anomali karena adanya kambium ekstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkut dan parenkim intrafasikuler (berkas pengangkut tersebar ditengah).
 Bayam


Pada bayam terdapat anomali yaitu pertumbuhan sekunder pada batang yang menyebabkan adanya kambium ekstratelar menyebabkan timbulnya berkas pengangkut dan parenkim interfasikuler yang membentuk sel-sel ke arah dalam.
 Markisa
Pada serjania terjadi pemisahan batang, yang terdiri atas berkas-berkas yang terletak bersama-sama terjadi karena abnormal kambium. Dan pertama-tama pada kambium tampak sebagai berkas pembuluh atau hanya satu berkas pembuluh. Pada masa lebih tua serta pembentukan periderm, batang bisa terbagi menjadi beberapa bagian. Parenkim dalam xilem dan floem menjadi lebih banyak.



9. Kesimpulan
Jadi berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan :
- Anomali adalah kelainan atau struktur aneh pada batang yaitu, perilaku kambium pembuluh yang tidak biasa atau tidak sama dengan yang umumnya terjadi.
- Ciri-ciri anomali adalah terjadinya pertumbuhan sekunder yang tidak merata, aktifitas abnormal dari kambium, floem lebih banyak dari pada xilem, kambium dipisahkan dalam lekukan atau rigi, xilem terpotong-potong, terbentuk lingkaran konsentrik, adanya parenkim interfasikuler yang membentuk sel-sel kearah dalam.
- batang tersusun dari tiga daerah pokok yaitu epidermis, korteks, dan stele.
- Berkas pengankut terdiri dari floem dan xylem.
- Pada batang normal monokotil tidak terdapat kambium





























DAFTAR PUSTAKA

Cartono, Yusuf Ibrahim, Setiono. 2007. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. Bandung: Prisma Press.
Cartono,Yusuf Ibrahim. 2008. Anatomi Tumbuhan. Bandung: Prisma Press.
D. A Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, S Bambang. 2006. Biologi Untuk SMA. Jakarta: Erlangga.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Cet.-1. Bandung: Grafindo Media Pratama

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment