RSS

Makalah profesi pendidikan

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga tugas makalah PSIKOLOGI PENDIDIKAN ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyelesaikan tugas ini bertujuan tidak hanya untuk memperoleh nilai, akan tetapi kami berharap apa yang terkandung di dalamnya bisa didiskusikan dan di bahas bersama.
Isi yang terkandung di dalamnya, membahas mengenai Peranan bimbingan konseling dalam membentuk pribadi siswa yang mandiri.
Makalah ini tentunya jauh lebih lengkap dan sempurna tanpa inisiatif para pembaca. Namun demikian, semoga apa yang terkandung di dalamnya bermanfaat bagi para pembaca sebagai bahan pembelajaran dan berfungsi sebagai penyusun pemandu bagi para pembaca.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini bisa di selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Terimakasih.


Bandung, 5 Agustus 2011

Penyusun




DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar belakang 1
I.2 Rumusan Masalah 1
I.3 Maksud dan Tujuan 1
I.4 Sistematika Penulisan 1
BAB II LANDASAN TEORI 3
BAB III PEMBAHASAN 4

BAB IV PENUTUP................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan……………………...…………………..............................................12
4.2 Saran……………….......…….……......................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan merupakan komponen utama dalam menentukan tingkat kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat mengarahkan kepada masa depan bangsa, baik ataupun buruk, itu ditentukan oleh pendidikan kita saat ini. Untuk mewujudkan pendidikan yang baik, maka dibutuhkan peran seorang guru yang berkualitas dan ahli dalam bidangnya. Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian peserta didik, ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai peran guru dalam pembelajaran sebagai acuan untuk memahami sebuah profesi kependidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah
a. Bagaimana hubungan peran guru dengan pembelajaran?
b. Peran-peran apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang guru?
1.3 Maksud dan Tujuan
Makalah ini berisi dan membahas mengenai peran guru di dalam pembelajaran untuk memahami profesi kependidikannya agar terciptanya pendidikan yang baik pada sekolah-sekolah yang akan menghasilkan siswa yang berkualitas.
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang kami buat terdiri dari :
Kata pengantar;
Daftar isi;
Bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika penulisan;
Bab 2 Landasan teori;
Bab 3 Pembahasan;
Bab 4 Penutup yang terdiri dari kritik dan saran;
Bab 5 Daftar pustaka;
Bab 6 Lampiran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS/ TUJUAN PUSTAKA
Melalui pendidikan, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan jaman. Ada tiga fungsi utama pendidikan dalam menyiapkan suberdaya manusia yang berkualitas, yaitu; mencerdaskan kehidupan bangsa, mempersiapkan tenaga kerja yang terdidik, terampil, ahli dan mandiri, serta mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal. Sekolah diberikan tanggung jawab oleh masyarakat untuk merangsang pertumbuhan kepribadian dan kemampuan melalui berbagai kegiatan yang terencana dan mempunyai sasaran tertentu dan tujuan yang terinci. Lembaga pendidikan ini menuntut adanya tenaga pendidik yang terdidik khusus, yakni guru professional. Guru professional melaksanakan tugas dan kewajibannya merencanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu yakni sejumlah pengalaman belajar, memberikan mata pelajaran dan latihan menurut jenjang pendidikan dengan teknik dan metode yang dianggap efektif. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dibutuhkan bidang ilmu, keterampilan, hasil penelitian, aplikasi teori, dan latihan khusus. Pekerjaan itu dilaksanakan secara otonom, bertanggung jawab berkomitmen, dan diatur oleh kode etik serta diwadahi oleh organisasi profesi, sehingga mendapat pengakuan atau kepercayaan dari masyarakat.
Guru dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena tugasnya yang mulia, kewajibannya berat, tanggung jawab besar dan pengabdiannya meyakinkan. Tujuan utama seorang guru adalah mendidik siswanya agar terjadi perubahan pola pikir dan perilaku sesuai dengan yang diharapkan sebagai hasilnya. Dalam melaksanakan tugasnya, guru dihadapkan pada berbagai pilihan, yakni cara bertindak yang paling tepat, bahkan belajar yang paing sesuai, metode penyajian yang paling efektif, alat bantu yang paling cocok, langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar yang paling lengkap, sistem evaluasi yang palign tepat dan sebagainya. Guru harus dapat menentukan pilihan dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau yang menunjang tercapainya tujuan.


BAB III
PEMBAHASAN
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah . Keberadaan guru di masyarakat sudah ada sejak jaman dulu. Sejak manusia paling awal diciptakan, yaitu Nabi Adam A.S. Guru Nabi Adam A.S. adalah guru dari segala guru, guru dari para penemu, guru dari makhluk paling soleh, yaitu Allah SWT. yang Maha Tahu. Dalam Al Quran diterangkan Allah SWT. yang mengajarkan pada Adam segala sesuatu tentang benda yang ada di dunia. Selanjutnya Nabi Adam mengajarkannya pada Siti Hawa, begitu seterusnya. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai :
1. Orang tua, yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat membentuk kompetensi dan kualitas pribadi anak didiknya. Oleh karena itu, sebagai guru harus memahami dan memiliki peran-peran sebagai berikut :
A. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.
Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi an seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

B. Guru sebagai Pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah, kecuali atas ulah guru.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Apabila faktor tersebut dipenuhi, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu :
1. Membuat ilustrasi
2. Mendefinisikan
3. Menganalisis
4. Mensintesis
5. Bertanya
6. Merespon
7. Mendengarkan
8. Menciptakan kepercayaan
9. Memberikan pandangan yang bervariasi
10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar
11. Menyesuaikan metode pembelajaran
12. Memberikan nada perasaan
C. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab ata kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan peranya sebagai pembimbing yaitu :
1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka diperlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruh aspek perjalanan.
2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
3. Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti
terhadap kegiatan belajar mengajar.
4. Guru harus melaksanakan penilaian. Penilaian yang dilakukan harus mencakup
selurus proses kegiatan belajar mengajar.


D. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampila, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya. Untuk itu, guru harus banyak tahu meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
Pelaksanaan fungsi guru sebagai pelatiah tidak harus mengalahkan fungsi lain, ia tetap sadar bahwa walaupun tahu, tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya. Secara didaktis, guru menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang diketahui.
E. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
F. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
G. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
H. Guru Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.


I. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
J. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
K. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
L. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.
M. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
N. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
O. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
P. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran. (Bahan dirangkum dari berbagai sumber).

BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Seorang guru yang profesional harus memahami dan memiliki peran-peran guru pada proses pembelajaran dikelas dengan baik yaitu diantaranya sebagai berikut :
a. Guru sebagai pendidik b. Guru sebagai Pengajar
c. Guru sebagai pembimbing d. Guru sebagai pelatih
e. Guru Sebagai Penasehat f. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
g. Guru Sebagai Model dan Teladan h. Guru Sebagai Model dan Teladan
i. Guru Sebagai Pekerja Rutin j. Guru Sebagai Pemindah Kemah
k. Guru Sebagai Pembawa Cerita l. Guru Sebagai Aktor
m. Guru Sebagai Emansipator n. Guru Sebagai Evaluator
o. Guru Sebagai Pengawet p. Guru Sebagai Kulminator

3.2 SARAN
Alhamdullah makalah kami telah selesai dengan baik dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Serta mohon saran dan kritiknya apabila ada kesalahan pada makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugaskuliah.info/2010/05/contoh-makalah-pendidikan-peran-guru.htmlhttp://www.masbied.com/2010/11/21/tanggung-jawab-guru/#more-3790
http://yatun.wordpress.com/2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajaran/
http://www.definisionline.com/2010/04/pengertian-guru.html


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment