RSS

Alat kesenian sunda

1. Karinding

Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda
Cara Memainkannya:
Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karindng biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).
Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.
Fungsi: 
Karinding yaitu alat buat mengusir hama di sawah. Suara yang dihasilkan dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendahlow decible. Suaranya dihasilkan dari gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara werengbelalangjangkrikburung, dan lain-lain. Yang zaman sekarang dikenal dengan istilahultrasonik. Biar betah di sawah, cara membunyikannya menggunakan mulut sehingga resonansina menjadi musik. Sekarang karinding biasa digabungkan dengan alat musik lainnya.
Bedanya membunyikan karinding dengan alat musik jenis mouth harp lainnya yaitu pada tepukan. Kalau yang lain itu disentil. Kalau cara ditepuk dapat mengandung nada yang berbeda-beda. Ketukan dari alat musik karinding disebutnya Rahel, yaitu untuk membedakan siapa yang lebih dulu menepuk dan selanjutnya. Yang pertama menggunakan rahèl kesatu, yang kedua menggunakan rahel kedua, dan seterusnya. Biasanya suara yang dihasilkan oleh karinding menghasilkan berbagai macam suara, diantaranya suara kendanggoongsaron bonang atau bassrhytmmelodi dan lain-lain. Bahkan karinding bisa membuat lagusendiri, sebab cara menepuknya beda dengan suara pada mulut yang bisa divariasikan bisa memudahkan kita dalam menghasilkan suara yang warna-warni. Kata orang tua dahulu, dulu menyanyikan lagu bisa pakai karinding, Kalau kita sudah mahir mainkan suara karinding, pasti akan menemukan atau menghasilkan suara buat berbicara, tetapi suara yang keluar seperti suara robotik. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Karinding
Bagi yang membutuhkan dan penasaran dengan alat musik ini dapat menghubungi pengrajin sunda bandung (wagonz art and instrument : Edi 085723504310) atau kunjungi website berikut : wagonz-corp.blogspot.com
2. Celempung

Celempung  merupakan alat musik yang terbuat dari hinis bambu yang memanfaatkan gelombang resonansi yang ada dalam ruas batang bambu. Saat ini celempung yang waditranya mempergunakan bambu masih dipertahankan di Desa Narimbang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Namun dalam celempungan, waditra celempungnya sudah diganti oleh kayu yang dibentuk ruang segi delapan yang hinis bambunya diganti dengan plat dari besi. Alat pemukulnya terbuat dari bahan bambu atau kayu yang ujungnya diberi kain atau benda tipis agar menghasilkan suara nyaring. 

Cara memainkan alat musik ini ada dua cara, yaitu: 
  1. cara memukul; kedua alur sembilu dipukul secara bergantian tergantung kepada ritme-ritme serta suara yang diinginkan pemain musik, 
  2. pengolahan suara; Yaitu tangan kiri dijadikan untuk mengolah suara untuk mengatur besar kecilnya udara yang keluar dari bungbung (badan) celempung. Jika menghendaki suara tinggi lubang (baham) dibuka lebih besar, sedang untuk suara rendah lubang ditutup rapat-rapat Suara celempung bisa bermacam-macam tergantung kepada kepintaran si pemain musik. 

Untuk saat ini alat musik ini sudah jarang dimainkan, dalam ensambel celempungan perannya sudah diganti dengan kendang dan kulanter. Selain waditra tersebut, dalam celempungan waditranya sudah ditambah dengan kecapi dan biola. Jadi kata celempu-ngan adalah kesenian celempung yang sudah ditambah dengan waditra lain. Kata "ngan" menganalogikan adanya penambahan fungsi waditra dengan maksud untuk membuat celempung lebih halus dan lebih bernada. Waditra celempung sendiri aslinya adalah alat yang tidak memliki nada baku, karena bunyi celempung keluar ketika alatnya dipukul pada pelat besinya, yang pada sebelum bunyi dihasilkan dengan cara memeukul hinis bambu, yang mana nadanya keluar sesuai dengan keinginan atau kepiawaian si penambuh waditra. Sumber: http://www.bandungtourism.com/tododet.php?q=Celempungan#

3. Suling Sunda
Ada dua jenis suling sunda yaitu:
1. Suling Sunda lobang enam (Liang Genep/Suling Panjang)
Suling lubang enam juga disebut dengan sebutan suling pelog. Disebut suling pelog juga dikarenakan suling tersebut memiliki laras “pelog” suling pelog atau suling yang berlaras pelog , memiliki 6 (enam) lubang nada. Akan tetapi nada nadanya terdiri dari 7 nada yakni meliputi nada : 1 (da), 2 (mi), 3- (ni), 3 (na), 4 (ti), 5(la), 5+ (leu). Jumlah nada-nada yang terdapat dalam suling lobang enam sama persis dengan nada-nada yang terdapat dalam “ Gamelan Pelog” . oleh karena itu, suling panjang/suling lobang enam disebut juga “suling pelog”, adapun laras yang terdapat dalam suling lobang empat sekurang kurang nya terdapat 3 jenis laras, yakni : Laras Pelog, Laras Madenda, Laras Salendro. Masing masing laras memiliki teknik penjarian yang berbeda satu sama lainnya. Istilah lain dari suling lobang enam adalah “ suling tembang ” karena biasa di gunakan dalam mengiringi musik tembang Sunda ( cianjuran ). Kadang suling lobang enam ini disebut dengan istilah suling kawih, ketika dipakai untuk mengiringi lagu lagu kawih, perbedaan suling tembang dan suling kawih terletak pada fungsinya dan ukuran surupan yang dipergunakan, adapun ukuran surupan yang dipergunakan untuk mengiringi tembang sundaan (cianjuran ) adalah berkisan pada ukuran panjang 57 cm -61 cm; sedangkaan untuk suling kawih berkisar antara 50 cm- 56 cm

          2. Suling Lobang Empat (Liang Opat/Suling Pondok)
Suling lobang empat juga sering disebut dengan “suling degung”, disebut suling degung karena selain berlaras degung , juga suling ini di gunakan dalam ”Gamelan Degung”. Laras yang terdapat pada suling degung hampir sama dengan laras pada gamelan pelog . Oleh karena itu, laras pada gamelan degung atau pada suling pendek sering di sebut juga dengan istilah pelog degung, laras pelog/degung baik pada gamelan degung maupun pada suling pendek hanya memiliki 5 (lima) nada, yakni nada 1 (da), 2 (mi), 3 (na), 4 (ti), 5 (la). Jadi istilah degung pada suling pendek terdiri dari dua pengertian yaitu; istilah “degung” sebagai “nama laras” dan “nama jenis perangkat /ensemble gamelan”, dalam suling lobang empat atau suling degung, hanya terdapat satu laras saja (laras tunggal) yakni laras degung.




Bagi yang membutuhkan dan penasaran dengan alat musik ini dapat menghubungi pengrajin sunda bandung (wagonz art and instrument : Edi 085723504310) atau kunjungi website berikut : wagonz-corp.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment